Kasus Penyakit Hati di
RSUP dr. Sardjito Yogyakarta
1. KETERANGAN KLINIS
Pada lembar hasil pemeriksaan laboratorium patologi klinik di dapat data sebagai berikut :
Tanggal : 06/09/12 jam : 13:54:14
Nama pasien : mr. X
Jenis kelamin : laki - laki
Umur : 60 tahun
Tipe sampel : serum/plasma
Hasil Pemeriksaan pada Bagian Kimia Klinik :
- BUN = 17.0 mg/dL (NORMAL) ~> Nilai Rujukan = 6 - 20 mg/dL
- GLUC = 159 mg/dL (HIGH) ~> Nilai Rujukan = 74 - 106 mg/dL
- CREA = 1,15 mg/dL (NORMAL) ~> Nilai Rujukan = 0,7 - 1,2 mg/dL
- ALBUMIN = 3,93 g/dL (LOW) ~> Nilai Rujukan = 3,97 - 4,94 g/dL
- BIL T = 12,37 mg/dL (HIGH) ~> Nilai Rujukan = 0 - 1,2 mg/dL
- AST = 30 U/L (NORMAL) ~> Nilai Rujukan = 0 - 40 U/L
- BIL D = 11,66 mg/dL (HIGH) ~> Nilai Rujukan = 0 - 0,2 mg/dL
- Na = 136 mmol/L (NORMAL) ~> Nilai Rujukan = 136 - 145 mmol/L
- K = 4,23 mmol/L (NORMAL) ~> Nilai Rujukan = 3,5 - 5,1 mmol/L
- Cl = 98,0 mmol/L (NORMAL) ~> Nilai Rujukan = 98 - 107 mmol/L
- Osmolalitas = 277 mmol/L (NORMAL) ~> Nilai Rujukan = -99999 - 999999 mmol/L
2. PENJELASAN
a). Kimia Darah Untuk Faal Hati
- SGOT / AST
Serum Glutamik Oksaloasetik Transaminase / Aspartat Amino Transferase merupakan enzim transaminase atau katalisator perubahan dari asam amino menjadi asam ketoglutarat.
Enzim ini sebagian besar ditemukan dalam otot jantung dan hati, sementara dalam kondisi sedang dapat ditemukan pada otot rangka, ginjal, dan pankreas. Konsentrasinya yang rendah terdapat dalam darah, kecuali jika terjadi cedera seluler, kemudian dalam junlah yang banyak dilepas ke dalam sirkulasi.
Kadar AST serum tinggi dapat ditemukan setelah terjadi infark miokardium ( MI ) akut dan kerusakan hati. Pada penderita infark jantung akut, SGOT / AST akan meningkat setelah 6 - 10 jam.
AST akan keluar dari otot jantung dan memuncak dalam 24 - 48 jam setelah terjadi infark. Kadar AST serum akan kembali normal dalam 4 - 6 hari kemudian, jika tidak terjadi infark tambahan.
Kadar AST serum biasanya dibandingkan dengan kadar enzim jantung yang lain.
Pada penyakit hati, kadar serum akan meningkat 10 kali atau lebih, dan tetap demikian dalam waktu yang lama.
Nilai normal :
Pria = 0 - 37 U/L
Wanita = 0 - 31 U/L
( sumber : Sutedjo, A. Y, SKM. 2009. Buku Saku Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Amara Books. Yogyakarta)
Masalah Klinis :
Penurunan Kadar : kehamilan, ketoasidosis diabetik
Peningkatan Kadar : MI akut, hepatitis, nekrosis hati, penyakit dan trauma muskoloskeletal, pankreatitis akut, angina pektoris yang serius, olahraga berat, injeksi MI, perikarditis, stres otot rangka, infark paru, cerebrovascularacident ( VCA ), obstruksi saluran empedu, aritmia jantung, gagal jantung kongesti, tumor hati, kolaps sirkulasi.
- SGPT / ALT
Serum Glutamik Pyruvik Transaminase / Alanin Aminotransferase merupakan enzim transaminase yang dalam keadaan normal banyak ditemukan pada sel hati serta efektif dalam mendiagnosa destruksi hepatoseluler.
Enzim ini juga ditemukan dalam junlah sedikit pada otot jantung, ginjal serta otot rangka. Kadar ALT serum dapat lebih tinggi dari sekelompok transferase lainnya ( transaminase ). AST, dalam kasus hepatitis akut serta kerusakan hati akibat penggunaan obat dan zat kimia, dengan setiap serum mencapai 200 - 4000 U/L.
ALT digunakan ...................
3. ANALISA HASIL LABORATORIUM KLINIK
Pada hasil laboratorium ditemukan kadar bilirubin total yang sangat tinggi yaitu 12,37 mg/dL dan bilirubin direk yang juga tinggi yaitu 11,66 mg/dL
Sehingga kita bisa mendapatkan kadar bilirubin indirek sebesar 0,81 mg/dL
Bilirubin indirek atau bilirubin tak terkonjugasi adalah bilirubin yang belum diubah dan belum melalui hepatosit. Bilirubin direk adalah bilirubin yang terkonjugasi yang telah diubah di hepar.
Pada hasil laboratorium ini dapat dilihat bahwa bilirubin direk sangat tinggi dibandingkan bilirubin indirek. Ini menunjukkan adanya gangguan setelah hati ( post hepar ).
Kadar AST dan ALP yang masih normal dapat memberikan dua arah pengertian yang berbeda. Yang pertama adalah AST dan ALP yang normal disebabkan karena memang sel - sel hati (hepatosit) masih baik. Yang kedua yaitu AST dan ALP yang normal karena telah banyak sel hati yang rusak maka hepatosit yang masih mampu menghasilkan AST dan ALP sedikit. Oleh karena itulah maka kita melihat kadar albuminnya. Jika hati pasien telah rusak parah maka pasien tidak hanya akan mengeluh tentang ikteriknya saja tetapi juga akan mengeluh beberapa hal seperti adanya pendarahan, bengkak dll.
Selain itu pada kasus kerusakan hati berat maka kadar albumin akan sangat rendah sekali.
Pada pemeriksaan laboratorium ini juga dilakukan pemeriksaan penduking yaitu pemeriksaan gula darah.
Adanya pemeriksaan terhadap gula darah pasien ini dilakukan untuk screrning fungsi pankreas karena pankreas menghasilkan insulin.
Jika kadar glukosa sangat tinggi atau sangat rendah maka diagnosis pasien akan mengarah pada tumor pankreas.
Kadar bilirubin yang sangat tinggi dalam darah akan membuat pasien terlihat kuning (ikterus).
4. ARAH DIAGNOSIS
Dari hasil laboratorium diatas maka arah dioagnosis pasien ini adalah Obstruksi Post Hepato dengan Deep Ikterik
5. SARAN untuk PASIAN
Pasien sebaiknnya melakukan pemeriksaan pendukung lain yg lebih spesifik.
Yaitu : Cek Gamma GT, ALP, Penanda Tumor Pankreas. Lebih baik USG hepar dan saluran empedu
1. KETERANGAN KLINIS
Pada lembar hasil pemeriksaan laboratorium patologi klinik di dapat data sebagai berikut :
Tanggal : 06/09/12 jam : 13:54:14
Nama pasien : mr. X
Jenis kelamin : laki - laki
Umur : 60 tahun
Tipe sampel : serum/plasma
Hasil Pemeriksaan pada Bagian Kimia Klinik :
- BUN = 17.0 mg/dL (NORMAL) ~> Nilai Rujukan = 6 - 20 mg/dL
- GLUC = 159 mg/dL (HIGH) ~> Nilai Rujukan = 74 - 106 mg/dL
- CREA = 1,15 mg/dL (NORMAL) ~> Nilai Rujukan = 0,7 - 1,2 mg/dL
- ALBUMIN = 3,93 g/dL (LOW) ~> Nilai Rujukan = 3,97 - 4,94 g/dL
- BIL T = 12,37 mg/dL (HIGH) ~> Nilai Rujukan = 0 - 1,2 mg/dL
- AST = 30 U/L (NORMAL) ~> Nilai Rujukan = 0 - 40 U/L
- BIL D = 11,66 mg/dL (HIGH) ~> Nilai Rujukan = 0 - 0,2 mg/dL
- Na = 136 mmol/L (NORMAL) ~> Nilai Rujukan = 136 - 145 mmol/L
- K = 4,23 mmol/L (NORMAL) ~> Nilai Rujukan = 3,5 - 5,1 mmol/L
- Cl = 98,0 mmol/L (NORMAL) ~> Nilai Rujukan = 98 - 107 mmol/L
- Osmolalitas = 277 mmol/L (NORMAL) ~> Nilai Rujukan = -99999 - 999999 mmol/L
2. PENJELASAN
a). Kimia Darah Untuk Faal Hati
- SGOT / AST
Serum Glutamik Oksaloasetik Transaminase / Aspartat Amino Transferase merupakan enzim transaminase atau katalisator perubahan dari asam amino menjadi asam ketoglutarat.
Enzim ini sebagian besar ditemukan dalam otot jantung dan hati, sementara dalam kondisi sedang dapat ditemukan pada otot rangka, ginjal, dan pankreas. Konsentrasinya yang rendah terdapat dalam darah, kecuali jika terjadi cedera seluler, kemudian dalam junlah yang banyak dilepas ke dalam sirkulasi.
Kadar AST serum tinggi dapat ditemukan setelah terjadi infark miokardium ( MI ) akut dan kerusakan hati. Pada penderita infark jantung akut, SGOT / AST akan meningkat setelah 6 - 10 jam.
AST akan keluar dari otot jantung dan memuncak dalam 24 - 48 jam setelah terjadi infark. Kadar AST serum akan kembali normal dalam 4 - 6 hari kemudian, jika tidak terjadi infark tambahan.
Kadar AST serum biasanya dibandingkan dengan kadar enzim jantung yang lain.
Pada penyakit hati, kadar serum akan meningkat 10 kali atau lebih, dan tetap demikian dalam waktu yang lama.
Nilai normal :
Pria = 0 - 37 U/L
Wanita = 0 - 31 U/L
( sumber : Sutedjo, A. Y, SKM. 2009. Buku Saku Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Amara Books. Yogyakarta)
Masalah Klinis :
Penurunan Kadar : kehamilan, ketoasidosis diabetik
Peningkatan Kadar : MI akut, hepatitis, nekrosis hati, penyakit dan trauma muskoloskeletal, pankreatitis akut, angina pektoris yang serius, olahraga berat, injeksi MI, perikarditis, stres otot rangka, infark paru, cerebrovascularacident ( VCA ), obstruksi saluran empedu, aritmia jantung, gagal jantung kongesti, tumor hati, kolaps sirkulasi.
- SGPT / ALT
Serum Glutamik Pyruvik Transaminase / Alanin Aminotransferase merupakan enzim transaminase yang dalam keadaan normal banyak ditemukan pada sel hati serta efektif dalam mendiagnosa destruksi hepatoseluler.
Enzim ini juga ditemukan dalam junlah sedikit pada otot jantung, ginjal serta otot rangka. Kadar ALT serum dapat lebih tinggi dari sekelompok transferase lainnya ( transaminase ). AST, dalam kasus hepatitis akut serta kerusakan hati akibat penggunaan obat dan zat kimia, dengan setiap serum mencapai 200 - 4000 U/L.
ALT digunakan ...................
3. ANALISA HASIL LABORATORIUM KLINIK
Pada hasil laboratorium ditemukan kadar bilirubin total yang sangat tinggi yaitu 12,37 mg/dL dan bilirubin direk yang juga tinggi yaitu 11,66 mg/dL
Sehingga kita bisa mendapatkan kadar bilirubin indirek sebesar 0,81 mg/dL
Bilirubin indirek atau bilirubin tak terkonjugasi adalah bilirubin yang belum diubah dan belum melalui hepatosit. Bilirubin direk adalah bilirubin yang terkonjugasi yang telah diubah di hepar.
Pada hasil laboratorium ini dapat dilihat bahwa bilirubin direk sangat tinggi dibandingkan bilirubin indirek. Ini menunjukkan adanya gangguan setelah hati ( post hepar ).
Kadar AST dan ALP yang masih normal dapat memberikan dua arah pengertian yang berbeda. Yang pertama adalah AST dan ALP yang normal disebabkan karena memang sel - sel hati (hepatosit) masih baik. Yang kedua yaitu AST dan ALP yang normal karena telah banyak sel hati yang rusak maka hepatosit yang masih mampu menghasilkan AST dan ALP sedikit. Oleh karena itulah maka kita melihat kadar albuminnya. Jika hati pasien telah rusak parah maka pasien tidak hanya akan mengeluh tentang ikteriknya saja tetapi juga akan mengeluh beberapa hal seperti adanya pendarahan, bengkak dll.
Selain itu pada kasus kerusakan hati berat maka kadar albumin akan sangat rendah sekali.
Pada pemeriksaan laboratorium ini juga dilakukan pemeriksaan penduking yaitu pemeriksaan gula darah.
Adanya pemeriksaan terhadap gula darah pasien ini dilakukan untuk screrning fungsi pankreas karena pankreas menghasilkan insulin.
Jika kadar glukosa sangat tinggi atau sangat rendah maka diagnosis pasien akan mengarah pada tumor pankreas.
Kadar bilirubin yang sangat tinggi dalam darah akan membuat pasien terlihat kuning (ikterus).
4. ARAH DIAGNOSIS
Dari hasil laboratorium diatas maka arah dioagnosis pasien ini adalah Obstruksi Post Hepato dengan Deep Ikterik
5. SARAN untuk PASIAN
Pasien sebaiknnya melakukan pemeriksaan pendukung lain yg lebih spesifik.
Yaitu : Cek Gamma GT, ALP, Penanda Tumor Pankreas. Lebih baik USG hepar dan saluran empedu
0 Response to "BELAJAR ANALIS CARA MANGANALISA"
Post a Comment