MAKALAH GANGGUAN HEMATOLOGI
PADA KEHAMILAN
KATA PENGANTAR
Dengan
mengucap syukur kehadirat Allah SWT, kami dapat menyelesaikan makalah
dengan pokok bahasan “GANGGUAN HEMATOLOGI PADA KEHAMILAN (THALASEMIA)”.
Makalah ini disusun sebagai bahan ajar, referensi, dan untuk mengetahui
GANGGUAN HEMATOLOGI PADA KEHAMILAN“THALASEMIA” bagi mahasiswa
keperawatan khususnya dan bagi khalayak ramai umumnya. Makalah ini
tersusun atas kerjasama kelompok kami dan bantuan dari berbagai pihak
hingga terselesainya makalah ini. Ucapan terima kasih kami ucapkan pada:
1.
Bapak Ketua 1,2,3 STIKES Muhamadiyah Lamongan yang telah memfasilitasi
kami dengan baik sehingga makalah ini dapat kami selesaikan.
2. Dosen mata kuliah Sistem respirasi II yang telah membimbing dan mengarahkan kami demi terselesainya makalah ini.
3. Semua pihak yang tidak bisa kami sebut satu persatu.
Kami
mengetahui bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun,agar kami dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam
menyusun makalah ini.
Lamongan, 21 November 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………… i
KATA PENGANTAR ………… ii
DAFTAR ISI ………… iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………… 1
1.2 Rumusan Masalah ………… 1
1.3 Tujuan Penulisan ………… 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi hematologi……………………………………………………….. 3
2.2 Perubahan-perubahan pada wanita hamil…………………………………. 3
2.3 Gangguan hematologi pada kehamilan……………………………………. 7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………….... 10
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………. 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Darah adalah suatu cairan yang diciptakan untuk memberi kita kehidupan.
Pada saat beredar didalam tubuh, darah menghangatkan, mendinginkan,
memberi makan dan melindungi tubuh dari zat-zat beracun. Selain itu,
darah segera memperbaiki kerusakan apapun pada dinding pembuluh darah
sehingga sistem tersebut kembali seperti semula. Rata-rata terdapat
1,32 galon(5 liter) darah dalam tubuh manusia mempunyai berat 132 pon
(60 kg). Jantung mampu mengedarkan seluruh jumlah ini didalam tubuh
dengan mudah dalam sesaat. Bahkan, saat berlari atau bahkan berolahraga,
tingkat peredaran darah meningkat hingga lima kali lipat lebih cepat.
Pembuluh darah diciptakan dengan bentuk yang sempurna sehingga tidak ada
penyumbatan ataupun endapan yang terbentuk.
Kelainan hematologi
yang sering terjadi adalah adanya penurunan jumlah sel darah merah yaitu
anemia. Terjadi akibat produksi darah merah dari sumsum tulang
berkurang yang diakibatkan oleh kekurangan faktor untuk eritropoesis,
seperti asam folat, vitamin B12, dan besi.(Brunner & Suddarth. 2002)
Pada ibu hamil juga sering terjadi anemia. Dapat terjadi apablila
kondisi ibu hamil dengan kadar hemogbin (Hb) dalam darahnya dibawah 11
gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II
(Saifuddin, 2002). Sedangkan anemia pada kehamilan yaitu dimana kadar
hemoglobin (Hb) dalam darah ibu hamil kurang dari 12gr%
(Wiknjosastro,2002)
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apakah definisi hematologi ?
2. Apa saja perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita hamil ?
3. Bagaimanakah perubahan hematologi pada kehamilan ?
1.3 TUJUAN
1.3.1 Tujuan Umum
Agar kita sebagai mahasiswa mengetahui bagaimana proses hematologi selama kehamilan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui definisi hematologi.
2. Mengetahui perubahan-perubahan pada wanita hamil.
3. Mengetahui perubahan hematologi kehamilan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI HEMATOLOGI
•
Definisi Hematologi adalah cabang ilmu kedokteran mengenai sel darah,
organ pembentuk darah, dan kelainan yg berhubungan dengan sel serta
organ pembentuk darah
• Hematologi adalah Ilmu yang mempelajari
tentang darah serta jaringan yang membentuk darah. Darah merupakan
bagian penting dari system transport. Darah merupakan jaringan yang
berbentuk cairan yang terdiri dari 2 bagian besar yaitu plasma darah dan
bagian korpuskuli.
• Hematologi adalah cabang ilmu kesehatan yang
mempelajari darah, organ pembentuk darah dan penyakitnya. Asal katanya
dari bahasa Yunani haima artinya darah.
2.2 PERUBAHAN-PERUBAHAN PADA WANITA HAMIL
Selama
hamil, terjadi perubahan pada sistem tubuh wanita, diantaranya terjadi
perubahan pada sistem reproduksi, sistem pencernaan, sistem perkemihan,
sistem musculoskeletal, sistem endokrin, sistem kardiovaskuler, sistem
hematologi, dan perubahan pada tanda-tanda vital. Pada masa postpartum
perubahan-perubahan tersebut akan kembali menjadi seperti saat sebelum
hamil. Adapun perubahannya adalah sebagai berikut :
1. PERUBAHAN SISTEM HEMATOLOGI
Selama
minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen dan plasma serta
faktor-faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari pertama postpartum,
kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun tetapi darah lebih
mengental dengan peningkatan viskositas sehingga meningkatkan faktor
pembekuan darah. Leukositosis yang meningkat dimana jumlah sel darah
putih dapat mencapai 15000 selama persalinan akan tetap tinggi dalam
beberapa hari pertama dari masa postpartum. Jumlah sel darah putih
tersebut masih bisa naik lagi sampai 25000 atau 30000 tanpa adanya
kondisi patologis jika wanita tersebut mengalami persalinan lama. Jumlah
hemoglobine, hematokrit dan erytrosyt akan sangat bervariasi pada
awal-awal masa postpartum sebagai akibat dari volume darah, volume
plasenta dan tingkat volume darah yang berubah-ubah. Semua tingkatan ini
akan dipengaruhi oleh status gizi dan hidrasi wanita tersebut.
Kira-kira selama kelahiran dan masa postpartum terjadi kehilangan darah
sekitar 200-500 ml. Penurunan volume dan peningkatan sel darah pada
kehamilan diasosiasikan dengan peningkatan hematokrit dan hemoglobine
pada hari ke 3-7 postpartum dan akan kembali normal dalam 4-5 minggu
postpartum.
2. PERUBAHAN VOLUME DARAH
Dalam keadaan tidak hamil maka 70% dari berat badan adalah air.
• 5% diantaranya adalah cairan intravaskular.
• 70% adalah cairan intraseluler dan
• Sisanya adalah cairan interstisial
Dalam
kehamilan, cairan intraseluler tidak berubah namun terjadi peningkatan
volume darah dan cairan interstitsiil. Peningkatan volume plasma lebih
besar dibandingkan peningkatan sel darah merah sehingga terjadi anemia
dan peningkatan kadar protein sehingga kekentalan (viskositas) darah
menurun.
3. PERUBAHAN VASKULAR LOKAL
Perubahan lokal terlihat
jelas pada tungkai bawah dan akibat tekanan yang ditimbulkan oleh uterus
terhadap vena pelvik. Oleh karena 1/3 darah dalam sirkulasi berada
dalam tungkai bawah maka peningkatan tekanan terhadap vena akan
menyebabkanvarises dan edema vulva dan tungkai. Keadaan ini lebih sering
terjadi pada siang hari akibat sering berdiri. Keadaan ini cenderung
untuk reversibel saat malam dimana pasien berada dalam keadaan berbaring
: edema akan direabsorbsi – venous return meningkat dan output ginjal
meningkat sehingga terjadi nocturnal diuresis. Bila pasien dalam keadaan
telentang, tekanan uterus terhadap vena akan juga meningkat sehingga
aliran balik ke jantung menurun dan terjadi penurunan cardiac output.
Suatu
contoh ekstrim terjadi saat uterus menekan vena cava dan menurunkan CO
sehingga pasien terengah-engah dan dapat menjadi tidak sadarkan diri.
Dapat terjadi sensasi nause dan gejala muntah. Gejala ini – SUPINE
HYPOTENSIVE SYNDROME harus senantiasa diingat saat melakukan pemeriksaan
kehamilan pada pasien hamil lanjut.
4. PERUBAHAN HAEMATOLOGI
Perubahan
nilai hasil pemeriksaan darah seperti nilai haemoglobin merupakan
akibat dari kebutuhan kehamilan yang dipengaruhi oleh peningkatan volume
plasma.
Terjadi peningkatan eritrosit sebesar 18% dan terjadi
peningkatan volume plasma sebesar 45%. Dengan demikian maka terjadi
penurunan hitungeritrosit per mililiter dari 4.5 juta menjadi 3.8 juta.
Dengan semakin bertambahnya usia kehamilan, volume plasma semakin
menurun dan hitung eritrosit menjadi sedikit meningkat sehingga kadar
hematokrit selama kehamilan menurun namun sedikit meningkat menjelang
aterm.
Packed Cell Volume (% ase )
Non – pregnant 40 – 42
Minggu ke 20 39
Minggu ke 30 38
Minggu ke 40 40
Perubahan
kadar haemoglobin paralel dengan yang terjadi pada eritrosit. Mean Cell
Haemoglobin Concentration pada keadaan non pregnant adalah 34% yang
berarti bahwa setiap 100 ml eritrosit mengandung 34 g haemoglobin. Nilai
ini selama kehamilan tidak berubah dengan demikian maka nilai volume
eritrosit total dan haemoglobin total meningkat selama kehamilan
Peningkatan volume plasma menyebabkan penurunan kadar haemoglobin.
Selama
masa kehamilan kadar haemoglobin turun sampai minggu ke 36. Penurunan
ini mulai terlihat pada minggu ke 12 dan nilai minimum terlihat pada
minggu ke 32.
Terlihat dari data diatas bahwa tidak ada satu nilai
normal yang dapat ditemukan selama kehamilan. Fakta ini penting dalam
menegakkan diagnosa anemia dalam kehamilan. Pada minggu ke 30, kadar
haemoglobin sebesar 105g/l adalah normal, namun nilai tersebut pada
minggu ke 20 meunjukkan adanya anemia.
• Zat besi
Dengan
peningkatan jumlah eritrosit, kebutuhan akan zat besi dalam proses
produksi hemoglobin meningkat. Bila suplemen zat besi tidak diberikan,
kemungkinan akan terjadi anemia defisiensi zat besi. Kebutuhan zat besi
pada paruh kedua kehamilan kira-kira 6–7 mg/hari. Bila suplemen zat besi
tidak tersedia, janin akan menggunakan cadangan zat besi maternal.
Sehingga anemia pada neonatus jarang terjadi ; akan tetapi defisiensi
zat besi berat pada ibu dapat menyebabkan persalinan preterm, abortus,
dan janin mati.
• LEUKOSIT
Terjadi kenaikan kadar leukosit
selama kehamilan dari 7.109 / l dalam keadaan tidak hamil menjadi
10.5.109 / l. Peningkatan ini hampir semuanya disebabkan oleh
peningkatan sel PMN – polimorfonuclear. Pada saat inpartu, jumlah sel
darah putih ininakan menjadi semakin meningkat lagi.
• TROMBOSIT
Pada
kehamilan terjadi thromobositopoeisis akibat kebutuhan yang meningkat.
Kadar prostacyclin (PGI2) sebuah “platelet aggregation inhibitor” dan
Thromboxane (A2) sebuah perangsang aggregasi platelet dan
vasokonstriktor meningkat selama kehamilan.
Nilai rata – rata selama
awal kehamilan adalah 275.000 / mm3 sampai 260.000 / mm3 pada minggu ke
35. Mean Platelet Size sedikit meningkat dan life span trombosit lebih
singkat.
5. SISTEM PEMBEKUAN DARAH
Kehamilan disebut sebagai
hipercoagulable state. Terjadi peningkatan kadar fibrinogen dan faktor
VII sampai X secara progresif. Kadar fibrinogen dari 1.5 – 4.5 g/L
(tidak hamil) meningkat dan sampai akhir kehamilan mencapai 4 – 6.5 g/L.
Sintesa fibrinogen terus meningkat akibat meningkatnya penggunaan dalam
sirkulasi uteroplasenta atau sebagai akibat tingginya kadar estrogen.
Faktor II, V dan XI sampai XIII tidak berubah atau justru malah semakin
menurun. Nampaknya peningkatan resiko tromboemboli yang terkait dengan
kehamilan lebih diakibatkan oleh stasis vena dan kerusakan dinding
pembuluh darah dibandingkan dengan adanya perubahan faktor koagulasi itu
sendiri.
2.3 GANGGUAN HEMATOLOGI PADA KEHAMILAN
Kehamilan memberi stress berat pada system hematologi dan pemahaman
mengenai perubahan fisiologi yang diakibatkannya. Ini wajib diketahui
untuk menentukan perlunya intervensi terapeutik. Gangguan-gangguan
hematologi yang muncul pada kehamilan, yaitu :
1) Anemia Fisiologis
Anemia fisiologis adalah istilah yang sering digunakan untuk menyebut
penurunan konsentrasi Hb yang terjadi selama kehamilan normal. Volume
plasma darah meningkat sekitar 1250 ml (atau 45%) diatas normal pada
akhir gestasi dan walaupun masa eritrosit sendiri meningkat sekitar 25%,
ini tetap mengarah pada penurunan konsentrasi Hb. Kadar Hb dibawah
10g/dl mungkin abnormal dan memerlukan pemeriksaan.
2) Anemia defisiensi besi
Saat hamil diperlukan hingga 600 mg besi untuk meningkatkan masa
eritrosit dan 300 mg lagi untuk janin. Walaupun absorbs besi meningkat,
hanya sedikit wanita yang terhindar dari kekurangan cadangan besi yang
parah pada akhir kehamilan.
Pada kehamilan tanpa komplikasi,
volume eritrosit rata-rata (mean corpuscular volume, MCV) Biasanya
meningkat sekitar 4 FL. Penurunan MCV adalah tanda paling awal
defisiensi besi. Selanjutnya hemoglobin eritrosit rata-rata (mean
corpuscular hemonglobin, MCH) menurun dan akhirnya terjadi anemia.
Defisiensi besi awal mungkin terjadi jika kadar feritin serum dibawah 15
µg/l dengan kadar besi serum <10 µmol/l dan harus diobati dengan
suplemen besi oral. Penggunaan suplementasi besi rutin dalam kehamilan
sering diperdebatkan, tetapi besi mungkin lebih baik dihindari sampai Hb
turun dibawah 10gr/dl atau MCV dibawah 82 FL pada trimester ke 3.
3) Defisiensi Folat
Kebutuhan folat meningkat sekitar 2x lipat pada kehamilan dan kadar
folat serum turun sampai sekitar separuh kisaran normal dengan penurunan
yang kurang dramatis dalam folat eritrosit. Dibeberapa bagian dunia,
anemia megaloblastic selama kehamilan lazim terjadi karena kombinasi
diet yang buruk dan peningkatan kebutuhan folat. Mengingat efek
protektif folat terhadap defek tabung saraf, asam folat 400µgr tiap hari
harus dimakan sekitar saat konsepsi dan sepanjang kehamilan. Penambahan
folat pada makanan sekarang dipraktekkan dibeberapa Negara. Defisiensi
vit B12 jarang terjadi selama kehamilan walaupun kadar vit1 B12 serum
turun dibawah normal pada 20-30% kehamilan dan kadart yang rendah
kadang-kadang merupakan penyebab kebingungan dalam penengakan diagnosis.
4) Trombositopenia pada kehamilan
Hitung trombosit biasanya turun sekitar 10% pada kehamilan tanpa
komplikasi. Pada sekitar 7% wanita, pnurunan ini lebih berat dan dapat
menyebabkan trombositopenia (hitung trombosit < 150 x 10/l). pada
lebih dari 75% kasus terjadi trombositopenia yang ringan dan tidak
diketahui penyebabnya, kondisi ini dikenal sebagai trombositopenia
insedental pada kehamilan. Sekitar 21% kasus disebabkan oleh penyakit
hipertensif dan 4% kasus dikaitkan dengan purpura trombositopenia imun
(immune thrombocytopenic purpura, ITP).
Trombositopenia
incidental pada kehamilan ini adalah diagnosis eksklusi dan biasanya
dideteksi pada saat persalinan. Hitung trombosit selalu diatas 70 x 10/l
dan membaik dalam 6 minggu. Tidak diperlukan pengobatan dan bayi tidak
terkena.
Trombositopenianpenyakit hipertensi, keadaan ini
memiliki keparahan yangh bervariasi tetapi hitung trombosit jarang turun
dibwah 40 x 10/l. Trombositopenia lebih berat bila disertai dengan
pre-eklamasia dan jika berat, pengobatan primernya adalah persalinan
secepat mungkin. Hitung trombosit turun selama sehari atau dua hari
setelah persalinan dan membaik dengan cepat. Sindrom HELLP (hemolisi,
peningkatan enzim hati dan trombosit[haemolisis, elevated liver enzymes
and platelet]) merupakan subtype dari kategori ini.
Purpura
trombositopenia idioplastik pada kehamilan, ITP mewakili suatu masalh
tersendiri, baik pada ibu maupun pada janin karena antibody melewati
plasenta dan janin mungkin menderita trombositopenia berat.
Seperti semua orang dewasa, wanita hamil yang menderita ITP dengan
hitung trombosit >50 x 10/l biasanya tidak memerlukan pengobatan.
Pengobatan diperlukan untuk wanita dengan hitung trombpsit <10 x 10/l
dan hitung trombosit 10 x 10/l sampai 30 x 10/l pada trimester kedua
atau ketiga yang mengalami pendarahan. Pengobatannya adalah dengan
steroid, immunoglobin G intravena, dan splenektomi bila perlu.
Dapat dianjurkan pengambilan darah vena umbilikalis pada saat persalinan
atau pengambilan darah vena kulit kepala fetus untuk mengukur jumlah
trombosit fetus walaupun peran tepatnya belum jelas. Secara umum, seksio
tidak di indikasikan jika jumlah trombosit ibu >50 x 10/l, kecuali
bila jumlah trombosit fetus diketahui <20 x 10/l. Transfusi trombosit
tetap diberikan pada ibu bersalin yang memiliki hitung trombosit sangat
rendah atau yang sedang mengalami perdarahan aktif.
Neonatus
yang lahir dari ibu yang mengalami ITP harus menjalani pemeriksaan
hitung darah selama 4 hari pertama karena jumlah trombosit dapat menurun
secara progresif. Jumlah trombosit yang melebihi 50 x 10/l dianggap
mencukupi. Dapat dilakukan pemeriksaan ultrasonografiserebral untuk
mencari perdarahan intracranial (intracranial haemorrhage,ICH). Pada
neonates tanpa tanda-tanda ICH, pengobata IgG intravena diberikan jika
jumlah trombosit bayi <20 x 10/l. neonates dengan trombositopenia dan
ICH harus diobati dengan steroid dan terapi IgG intravena.
5) Hemostasis dan trombositosis selama kehamilan
Kehamilan menyebabkan suatu keadaan hiperkoagulabel yang disertai dengan
peningkatan
resiko tromboembolisme dan koagulasi intra vascular diseminata.
Terdapat peningkatan factor-faktor VII, X, serta fibrinogen plasma, dan
fibrinolisis mengalami penekanan. Perubahan-perubahan ini berlangsung
sampai dengan 2 bulan masa nifas dan insidensi thrombosis selama periode
ini meningkat.
6) Pengobatan thrombosis pada kehamilan
Warfarin kurang berperan dalam penatalaksanaan. Obat ini melewati plasenta dan
juga
dikaitkan dengan embriopati, khususnya antara usia gestasi 6 dan 12
minggu. Heparin tidak melewati plasenta, tetapi efek samping yang
bermakna akibat penggunaan jangka panjang adalah osteoporosis pada ibu.
Saat ini, heparin berat molekul rendah adalah pengobatan terpilih karena
dapat diberikan sekali sehari dan lebih kecil kemungkinannya dalam
menyebabkan osteoporosis.
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat
perubahan-perubahan yang terjadi pada seorang wanita selama hamil antara
lain perubahan hematologi, perubahan volume darah dan perubahan
vaskukler local. Selain itu juga terjadi gangguan-gangguan hematologi
pada kehamilan yaitu Anemia Fisiologis, Anemia defisiensi besi,
Defisiensi Folat, Trombositopenia pada kehamilan, Hemostasis dan
trombositosis selama kehamilan, Pengobatan thrombosis pada kehamilan.
Oleh karena itu nutrisi pada wanita hamil harus diperhatikan terutama
zat besi, karena pada wanita hamil biasanya mengalami penurunan zat
besi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahim Gari-Bai.1997. Thrombocytopenia during Pregnancy.
Cines, DB. 2003. ITP and Pregnancy. In Blood Journal, Vol. 102 No. 13. Pp 4250-4251
Cines
DB, Bussel JB. 2005. How I Treat Idiopathic Thrombocytopenic Purpura
(ITP). In Blood Journal, Vol. 106, No. 7, pp. 2244-2251
Fischer R, Hageboutros A. 2006. Thrombocytopenia in Pregnancy.
George JN. 1998. Thrombocytopenia in Pregnancy
Harrison C, Machin S. 2006. Idiopathic Thrombocytopenia Purpurae(ITP).
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "MAKALAH GANGGUAN HEMATOLOGI PADA KEHAMILAN"
Post a Comment