Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum penanaman kultur mikrobia dengan metode aseptis adalah untuk mempelajari cara menanam kultur mikrobia secara aseptis.
Tinjauan Pustaka
Saat bekerja dengan mikrobia hal yang paling penting adalah sterilisasi. Sterilisasi merupakan suatu proses untuk mematikan semua organisme yang teradapat pada suatu benda. Proses sterilisasi dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu penggunaan panas (pemijaran dan udara panas); penyaringan; penggunaan bahan kimia (etilena oksida, asam perasetat, formaldehida dan glutaraldehida alkalin) (Plezar dan Chan, 2005).
Menurut Suriawiria (2005), sterilisasi merupakan hal yang penting dalm melakukan aktivitas laboratorium terutama yang melibatkan mikrobia. Karena pada umumnya percobaan yang dilakukan menggunakan kultur murni. Seandainya sterilisasi tidak dikerjakan maka mikroba kantaminan akan tumbuh dan hasil yang seharusnya diperoleh dari percobaan menggunakan kultur murni akan menimpang. Sterilisasi yang umum dilakukan dapat berupa sterilisasi secara fisik, kimia dan mekanik, Sterilisasi secara fisik (pemanasan, penggunaan sinar gelombang pendek yang dapat dilakukan selama senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan berubah atau terurai akibat temperatur atau tekanan tinggi). Dengan udara panas, dipergunakan alat bejana atau ruang panas (oven dengan temperatur 170osampai 180oC dan waktu yang digunakan adalah 2 jam yang umumnya untuk peralatan gelas). Sterilisasi secara kimia (misalnya dengan penggunaan disinfektan, larutan alkohol, larutan formalin). Sterilisasi secara mekanik, digunakan untuk beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami perubahan, misalnya adalah dengan saringan atau filter. Sistem kerja filter, seperti pada saringan lain adalah melakukan seleksi terhadap partikel-partikel yang lewat (dalam hal ini adalah mikroba)
Teknik transfer aseptis adalah suatu metode atau teknik di dalam memindahkan atau mentransfer kultur bakteria dari satu tempat ke tempat lain secara aseptis agar tidak terjadi kontaminasi oleh mikroba lain ke dalam kultur. Teknik transfer aseptis ini sangat esensial dan kunci keberhasilan prosedur mikrobial yang harus diketahui oleh seorang yang hendak melakukan analisis mikrobiologi (Pelczar dan Chan, 2005).
Teknik aseptik sangat diperlukan untuk menghindarkan mikroorganisme dari kontaminan yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Teknik aseptis digunakan sepanjang kegiatan berlangsung baik alat, bahan, lingkungan sekitar maupun praktikannya, untuk alat dan bahan praktikum dapat diterapkan metode sterilitas. Penguasaan teknik aseptic ini sangat diperlukan dalam keberhasilan laboratorium mikrobiologi dan hal tersebut merupakan salah satu metode permulaan yang dipelajari oleh ahli mikrobiologi (Oram, 2001).
Teknik aseptis sangat penting dalam pengerjaan mikrobiologi yang memerlukan ketelitian dan keakuratan disamping kesterilan yang harus selalu dijaga agar terbebas dari kontaminan yang dapat mencemari. Populasi mikroba di alam sekitar kita sangat besar dan komplek. Beratus-ratus spesies berbagai mikroba biasanya menghuni bermacam-macam bagian tubuh kita, termasuk mulut, saluran pencernaan, dan kulit. Sekali bersin terdapat beribu-ribu mikroorganisme sehingga diperlukan teknik yang dapat meminimalisirnya seperti pengisolasian. (Pelczar dan Chan, 2005).
Materi dan Metode
Materi
Alat. Alat yang digunakan dalam praktikum metode aseptis adalah ose bermata, ose jarum dan lampu spiritus.
Bahan. Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah kultur jamur benang yaitu Aspergillus niger, Saccharomyces cerevisiae; kultur bakteri yaitu Lactobacillus bulgaricus. Media bakteri dan jamur yatitu MRS(de Man Rogosa and Sharpe) , MEA (Malt Extract Agar). dan PDA (Potato Dextrosa Agar).
Metode
Penanaman Kultur Bakteri. Media, kultur dan alat yang akan dipakai disiapkan. Alat yang akan digunakan diseterilisasi. Ose dipegang dengan tangan kanan, tabung dipegang dengan tangan kiri. Ose dibakar pada api spiritus sampai ose berwarna merah membara. Bakteri dipindahkan pada media tegak menggunakan ose jarum dengan cara ditusukan 3 kali kedalam media ¾ dari permukaan. Mulut tabung dibakar sebelum dan sesudah memasukan ose. kapas dan mulut tabung dipanaskan di atas api spiritus. Tabung kultur dan tabung media ditutup kembali. Tabung media yang sudah diinokulasi kemudian diinkubasi.
Penanaman Kultur Jamur. Media, kultur dan alat yang akan dipakai disiapkan. Alat yang akan digunakan diseterilisasi. Ose dipegang dengan tangan kanan, tabung dipegang dengan tangan kiri. Ose dibakar pada api spiritus sampai ose berwarna merah membara. Jamur dipindahkan pada media miring menggunakan ose cincin dengan cara dirakatan secara zig-zag pada medium sebanya 2 kali. Mulut tabung dibakar sebelum dan sesudah memasukan ose. Kapas dan mulut tabung dipanaskan di atas api spiritus. Tabung kultur dan tabung media ditutup kembali. Tabung media yang sudah diinokulasi kemudian diinkubasi.
Hasil dan Pembahasan
Media yang digunakan pada percobaan adalah MRS (de Man Rogosa and Sharpe), PDA (Potato Dextrosa Agar), dan MEA (Malt Extract Agar). Media MRS untuk penanaman bakteri Lactobacillus bulgaricus, PDA untuk penanaman jamurAspergillus niger dan MEA untuk penanaman jamur Saccharomyces cerevisiae. Media MEA dilakukan dengan teknik media tegak. Media MEA dilakukan dengan teknik media tegak. Media MRS dan PDA dilakukan dengan teknik media miring.
Penanaman Kultur Bakteri. Hal yang harus diperhatikan pada saat menanam bakteri adalah harus dilakukan secara aseptis. Aseptis adalah menjaga kondisi lingkungan dan kultur tetap steril. Memindahkan kultur pada media yang pertama dilakukan adalah menyemprotkan alkohol pada lingkungan termasuk pada tangan. Menurut Suriawiria (2005), salah satu cara sterilisasi adalah dengan sterilisasi secara kimia misalnya dengan penggunaan disinfektan, larutan alkohol, larutan formalin. Larutan alkohol akan mencegah bakteri untuk tumbuh. Hal selanjutnya yaitu memegang kedua tabung pada tangan kiri dan ose pada tangan kanan, kedua tutup tabung dibuka dan dijepitkan pada jari tangan kiri. Menurut margono et al (1993) dalam Adji (2007) Alkohol yang umum dipakai untuk sterilisasi adalah konsentrasi 70%% karena efektif memecah protein yang ada dalam mikroorganisme.
Penanaman Kultur Bakteri. Hal yang harus diperhatikan pada saat menanam bakteri adalah harus dilakukan secara aseptis. Aseptis adalah menjaga kondisi lingkungan dan kultur tetap steril. Memindahkan kultur pada media yang pertama dilakukan adalah menyemprotkan alkohol pada lingkungan termasuk pada tangan. Menurut Suriawiria (2005), salah satu cara sterilisasi adalah dengan sterilisasi secara kimia misalnya dengan penggunaan disinfektan, larutan alkohol, larutan formalin. Larutan alkohol akan mencegah bakteri untuk tumbuh. Hal selanjutnya yaitu memegang kedua tabung pada tangan kiri dan ose pada tangan kanan, kedua tutup tabung dibuka dan dijepitkan pada jari tangan kiri. Menurut margono et al (1993) dalam Adji (2007) Alkohol yang umum dipakai untuk sterilisasi adalah konsentrasi 70%% karena efektif memecah protein yang ada dalam mikroorganisme.
Ose yang digunakan adalah ose jarum. Ose dibakar terlebih dahulu. Ose dibakar hingga merah membara dan mendinginkanya sebelum digunakan untuk mengambil bakteri dari kultur. Pemindahan kultur juga harus membakar mulut tabung sebelum dan sesudah memasukan Ose. Menurut Anonim (2013), proses pembakaran bertujuan untuk mesterilisasi kawat menggunakan api langsung dari bunsen sebelum dan sesudah ose digunakan. Ose harus dipanaskan sampai merah panas untuk memastikan bahwa tidak terdapat spora bakteri. Gagang osedipegang seperti memegang pena. Jari kelingking bebas untuk bebas untuk mengambil atau memedang penutup tabung.
Saat melakukan pemindahan hal-hal yang harus diperhatikan menurut anonim (2013) adalah jangan berbicara. Bekerjalah di dekat api (pembakar bunsen) dan di dalam Laminar Air Flow. Bukalah tabung atau cawan di atas api dan jauhkan dari hidung dan mulut anda. Usahakan jangan meletakkan tutup (kapas penutup) tabung reaksi di atas lantai/alas meja atau laminar. Penanaman pada cawan petri sebaiknya miringkan tutup cawan petri yang akan dibuka sebagai penghalang antara kultur dengan mulut dan hidung anda. Jangan buka tutup cawan petri terlalu lebar dan terlalu lama. Bekerjalah dengan cepat.
Dari praktikum ini didapatkan hasil sebagai berikut :
Gambar 1 : Media MRS Lactobacillus bulgaricus
|
Menurut litelatur sebagai berikut :
Gambar 2 : Lactobacillus bulgaricus
|
Gambar 1 merupakan Lactobacillus bulgaricus yang ditanam setelah 3 hari dan gambar 2 merupakan gambar dari literatur. Bakteri tumbuh dengan baik pada medium MRS, terlihat pada bagian permukaan dan Ose bakteri berwarna putih merata. Metode aseptis yang dilakukan telah benar terbukti bahwa tidak ada kontaminan. Menurut Plezar dan Chan (2005), Lactobacillus bulgaricusmerupakan salah satu bakteri asam laktat. Salah satu faktor penting dalam pertumbuhan bakteri adalah nilai pH. Apabila pH dalam suatu medium atau lingkungan tidak optimal, maka akan mengganggu kerja enzim-enzim yang dihasilkan oleh bakteri sehingga akan mempengaruhi pertumbuhan bakteri itu sendiri
Penutup kapas berfungsi mencegar terdapatnya oksigen didalam tabung. Terlihat bahwa Lactobacilus bulgaricus merupakan bakteri anaerob yang dapat tumbuh dengan baik pada bagian dalam media yang ditusuk jarum. Bakteri anaerob adalah bakteri yang hanya mampu hidup pada lingkungan tidak ada oksigen karena pada bakteri ini oksigen bersifat toksik (racun) yang dapat membuat bakteri mati (Suriawiria 2005). Kemampuan bakteri anaerob hidup dalam suasana non-oksik membuat bakteri ini menggunakan akseptor elektron selain oksigen (nitrat atau fumarat) untuk dapat menghasilkan energi dan melangsungkan proses metabolisme (Purwoko,1999).
Penanaman Kultur Jamur. Jamur yang digunakan pada percobaan adalah jeniis jamur Aspergillus niger dan Saccharomyces cerevisiae. Media yang digunakan adalah media miring.Memindahkan kultur jamur menggunakan ose bermata atau ose cincin. Menurut Suharjo (2007), bahwa inokulasi jamurmenggunakan ose bermata atau ose cincin karena hifa yang berbentuk seperti benang mudah diambil dengan ose cincin.
Berikut ini adalah gambar hasil penanaman setelah 3 hari. Gambar 3 merupakan hasil percobaan Saccharomyces cerevisiae pada media MAE dan gambar 5 merupakan gambar dari literatur. Metode aseptis yang dilakukan telah baik terlihat bakteri tumbuh merata pada bagian permukaan dan tidak terdapat kontaminan.
Gambar 4: Media PDA Aspergilus niger
|
Gambar 3: Media MEA Saccharomyces cerevisiae
|
Berikut ini gambar jamur menurut literatur. Hasil percobaan dan literature menunjukan kesamaan bakteri tumbuh tanpa kontaminan.
Gambar 6: Aspergilus niger
|
Gambar 5 : Saccharomyces cereviceae
|
Gambar 4 merupakan aspergillus niger dengan media PDA Potato Dextrosa hasil percobaan setelah ditanam selama 3 hari Agar menunjukan bahwa jamur dapat tumbuh dengan baik diatas permukaan media. Warna dari jamur ini adalah hitam. Jamur tumbuh memenuhi di seluruh permukaan agar miring. Jamur tumbuh secara berkoloni. Metode aseptis yang dilakukan telah benar karena tidak terlihat kontaminan pada media. Menurut Fardiaz (1992) dalam Wuryanti (2008)Ciri–ciri Aspergillus niger yaitu mempunyai kepala konidia yang besar, bulat dan berwarna hitam, coklat hitam atau ungu coklat. Konidianya kasar dan mengandung pigmen, hifa septat dan miselium bercabang. Konidiofora membengkak membentuk vesikel pada ujungnya membawa sterigmata dimana tumbuh konidia.Konidia membentuk rantai berwarna hijau, coklat atau hitam, Jamur ini tumbuh baik pada suhu kamar dan pada medium pH asam.
Jamur dapat tumbuh karena medium mengandung yang dibutuhkan untuk tumbuh. Menurut suriawiria ( 2005) Unsur-unsur dasar tersebut adalah : karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan sejumlah kecil logam lainnya. Ketiadaan atau kekurangan sumber-sumber nutrisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba hingga pada akhirnya dapat menyebabkan kematian. Kondisi tidak bersih dan higienis pada lingkungan adalah kondisi yang menyediakan sumber nutrisi bagi pertumbuhan mikroba sehingga mikroba dapat tumbuh berkembang di lingkungan seperti ini. Jamur tersebut dapat tumbuh karena kondisi anaerob. Organisme anaerob obligat hanya dapat hidup dalam lingkungan bebas oksigen. Bagi organism ini oksigen bersifat toksik.
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sterilisasi dan metode aseptic dilakukan agar dalam proses penanaman bakteri tidak terjadi kontaminan atau bakteri lain yang tumbuh. Bakteri dan jamur dapat tumbuh pada media yang mengandung nutrisi dan kondisi udara sesuai dengan jenisnya yaitu aerob atau anaerob.
Daftar Pustaka
Anonim. 2013. Aseptic, an environment or procedure that is free of
contamination by pathogens.http://biolabs.tmcc.edu/Micro%20Web/
contamination by pathogens.http://biolabs.tmcc.edu/Micro%20Web/
AsepticTechnique.pdf. Diakses tanggal 22 mei 2013
Anonim. 2013. Lactobacillus . (Gambar 2)
http://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Lactobacillus_plantarum
Diakses tanggal 22 juni 2013
Anonim. 2013. Lactobacillus . (Gambar 2)
http://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Lactobacillus_plantarum
Diakses tanggal 22 juni 2013
0 Response to "PENANAMAN KULTUR MIKROBIA "
Post a Comment