Eritrosit




Eritrosit

Asal kata
• Sel darah merah atau yang juga disebut sebagai eritrosit berasal dari Bahasa Yunani, yaitu erythros berarti merah dan kytos yang berarti selubung/sel)
Daur hidup
• Proses dimana eritrosit diproduksi dinamakan eritropoiesis. Secara terus-menerus, eritrosit diproduksi di sumsum tulang merah, dengan laju produksi sekitar 2 juta eritrosit per detik (Pada embrio, hati berperan sebagai pusat produksi eritrosit utama).
• Produksi dapat distimulasi oleh hormon eritropoietin (EPO) yang disintesa oleh ginjal. Saat sebelum dan sesudah meninggalkan sumsum tulang belakang, sel yang berkembang ini dinamai retikulosit dan jumlahnya sekitar 1% dari seluruh darah yang beredar.
• Eritrosit dikembangkan dari sel induk melalui retikulosit untuk mendewasakan eritrosit dalam waktu sekitar 7 hari dan eritrosit dewasa akan hidup selama 100-120 hari.
Eritropoiesis
• Normal erythropoiesis
________________________________________
• CFU: Colony Forming Unit
Pematangan kemudian menghasilkan
• pro-erythroblasts (PE)
• basophile erythroblasts (EB)
• polychromatophile erythroblasts (EP).
• Ret : reticulocytes
• Sel-sel darah merah (GR).
Komponen
1. Membran eritrosit
2. Sistem enzim, yang terpenting : dalam Embden Meyerhoff pathway : pyruvate kinase, dalam pentosa pathway : enzim G6PD (gluoksa 6-phosphate dehydrogenase)
3. Hemoglobin, TA : heme dan globin
Fungsi:
• Eritrosit adalah jenis sel darah yang paling banyak dan berfungsi membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh lewat darah
• Ketika eritrosit berada dalam tegangan di pembuluh yang sempit, eritrosit akan melepaskan ATP yang akan menyebabkan dinding jaringan untuk berelaksasi dan melebar.[
• Eritrosit juga melepaskan senyawa S-nitrosothiol saat hemoglobin terdeoksigenasi, yang juga berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah dan melancarkan arus darah supaya darah menuju ke daerah tubuh yang kekurangan oksigen.
• Eritrosit juga berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Ketika sel darah merah mengalami proses lisis oleh patogen atau bakteri, maka hemoglobin di dalam sel darah merah akan melepaskan radikal bebas yang akan menghancurkan dinding dan membran sel patogen, serta membunuhnya.
Sifat:
• Bagian dalam eritrosit terdiri dari hemoglobin, sebuah biomolekul yang dapat mengikat oksigen.
• Hemoglobin akan mengambil oksigen dari paru-paru, dan oksigen akan dilepaskan saat eritrosit melewati pembuluh kapiler.
• Warna merah sel darah merah sendiri berasal dari warna hemoglobin yang unsur pembuatnya adalah zat besi.
• Pada manusia, sel darah merah dibuat di sumsum tulang belakang, lalu membentuk kepingan bikonkaf.
• Di dalam sel darah merah tidak terdapat nukleus. Sel darah merah sendiri aktif selama 120 hari sebelum akhirnya dihancurkan.
• Oksigen dapat secara mudah berdifusi lewat membran sel darah merah.
• Hemoglobin di eritrosit juga membawa beberapa produk buangan seperti CO2 dari jaringan-jaringan di seluruh tubuh.
• Hampir keseluruhan molekul CO2 tersebut dibawa dalam bentuk bikarbonat dalam plasma darah.
• Myoglobin, sebuah senyawa yang terkait dengan hemoglobin, berperan sebagai pembawa oksigen di jaringan otot.
• Warna dari eritrosit berasal dari gugus heme yang terdapat pada hemoglobin, tetapi eritrosit akan berubah warna tergantung pada kondisi hemoglobin.
• Ketika terikat pada oksigen, eritrosit akan berwarna merah terang dan ketika oksigen dilepas maka warna erirosit akan berwarna lebih gelap, dan akan menimbulkan warna kebiru-biruan pada pembuluh darah dan kulit.
Eritrosit pada manusia
• Kepingan eritrosit manusia memiliki diameter sekitar 6-8 μm (rata-rata 7 μm) dan ketebalan 2 μm.
• Eritrosit normal memiliki volume sekitar 9 fL (9 femtoliter) Sekitar sepertiga dari volume diisi oleh hemoglobin.
• Total terdiri dari 270 juta molekul hemoglobin, dimana setiap molekul membawa 4 gugus heme.
• Orang dewasa wanita memiliki 4-5 juta eritrosit per mikroliter darah dan pria memiliki 5-6 juta.
• Sedangkan orang yang tinggal di dataran tinggi yang memiliki kadar oksigen yang rendah maka cenderung untuk memiliki sel darah merah yang lebih banyak).
• Eritrosit terkandung di darah dalam jumlah yang tinggi dibandingkan dengan partikel darah yang lain, seperti misalnya sel darah putih yang hanya memiliki sekitar 4000-11000 sel darah putih dan platelet yang hanya memiliki 150000-400000 di setiap mikroliter dalam darah manusia.
• Pada manusia, hemoglobin dalam sel darah merah mempunyai peran untuk mengantarkan lebih dari 98% oksigen ke seluruh tubuh, sedangkan sisanya terlarut dalam plasma darah.
• Eritrosit dalam tubuh manusia menyimpan sekitar 2.5 gram besi, mewakili sekitar 65% kandungan besi di dalam tubuh manusia.
Polimorfisme dan kelainan
• Morfologi sel darah merah yang normal adalah bikonkaf.
• Cekungan (konkaf) pada eritrosit digunakan untuk memberikan ruang pada hemoglobin yang akan mengikat oksigen.
• Tetapi, polimorfisme yang mengakibatkan abnormalitas pada eritrosit dapat menyebabkan munculnya banyak penyakit.
• Umumnya, polimorfisme disebabkan oleh mutasi gen pengkode hemoglobin, gen pengkode protein transmembran, ataupun gen pengkode protein sitoskeleton.
• Polimorfisme yang mungkin terjadi antara lain adalah anemia sel sabit, Duffy negatif, Glucose-6-phosphatase deficiency (defisiensi G6PD), talasemia.
Menghitung jumlah eritrosit
• Metode : kamar hitung
• Prinsip : darah diencerkan dalam pipet eritrosit, kemudian dimasukkan kedalam kamar hitung. Jumlah eritrosit dihitung dalam volume tertentu ; dengan menggunakan faktor konversi jumlah eritrosit dapat diperhitungkan
• Larutan pengencer : hayem (natrium sulfat : 5 gram, NaCl 1 gram, HgCl 0,5 gram dan akuades ad 200 mL). Gowers (Na2SO4 12,5 g, asam acetat glasial 33,3 mL , akuades ad 200 mL).
• Saring sebelum digunakan
Prosedur :
A. Mengisi pipet eritrosit
1. Isaplah darah (kapiler, EDTA atau oxalat) sampai garis tanda 0,5 tepat
2. Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet
3. Masukkan ujung piepet kedalam larutan hayem sambil menahan darah pada garis tanda tadi. Pipet dipegang dengan sudut 45 derajat dan larutan hayem dihisap sampai garis-tanda 101. jangan sampai terjadi gelembung
4. Angkatlah pipet dari cairan; tutup ujung pipet dengan dengan jari lalu lepaskan karet penghisap
5. Kocoklah pipet itu selama 15-30 detik. Jika tidak segera digunakan , letakkan dalam sikap horisontal
B. Mengisi kamar Hitung
1. Letakkanlah KH yang bersih benar dengan KP terpasang diatas meja
2. Kocoklah pipet yang diisi tadi selama 3 menit terus-menerus; jagalah jangan sampai ada caira terbuang dari dalam pipet itu waktu mengocok
3. Buanglah semua cairan yang ada dalam batang kapiler pipet (3 atau 4 tetes) dan segeralah sentuhkan ujug pipet itu dengan sudut 30 derajat pada permukaan KH dengan menyinggung pinggir kaca penutup. Biarkan KH itu terisi perlahan-lahan dengan daya kapilaritasnya sendiri.
4. Biarkan KH itu selama 2-3 menit supaya eritrosit dapat mengendap. Jika tidak segera dihitung, simpan KH itu dalam sebuah cawan petri tertutup yang berisi segumpal kapas basah
C. Menghitung Jumlah sel
1. Turunkan lensa kondensor atau kecilkan diafragma. Meja mikroskop harus dalam sikap rata air.
2. Aturlah fokus terlebih dahulu dengan memakai lensa objektif 10x, kemudian lensa itu diganti dengan lensa objektif 40x, sampai garis-garis bagi dalam bidang besar tengah jelas tampak
3. Hitunglah semua eritrosit yang terdapat dalam 5 bidang yang tersusun dari 16 bidang kecil.
KH IN
• Hemocytometer grid:
red square = 1 mm2, 100 nl
green square = 0.0625 mm2, 6.25 nl
yellow square = 0.04 mm2, 4 nl
blue square = 0.0025 mm2, 0.25 nl
at a depth of 0.1 mm.
Perhitungan
• Pengenceran dalam pipet eritrosit adalah 200 kali.
• Luas tiap bidang kecil 1/400 mm2
• Tinggi KH 1/10 mm
• Eritrosit dihitung dalam 1 x 16 bidang kecil = 80 bidang kecil, yang jumlah luasnya 1/5 mm2
• Faktor untuk mendapat jumlah eritrosit per ul darah menjadi 5 X 10 X 200 = 10.000

0 Response to "Eritrosit"

Post a Comment